Kajian "Cinta Dunia" & "jadilah pemenang jangan pecundang"

Alhamdulillah, wasshalaatu wassalaamu 'alaa Rasuulillaah. Jadilah SEIMBANG, karena kita jadi umat terbaik dengan itu :
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan 95 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. ..... (QS. 2:143) "

95 Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.

Cinta Dunia yang Berlebih (KH. Abdullah Gymnastiar)
Rasulullah saw adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya; seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya; pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, hakikatnya itu adalah cinta karena Allah. Inilah salah satu rahasia sukses Rasulullah saw.

Apa yang dimaksud dengan dunia? Firman-Nya, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan… Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid:20)

Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah swt. Misalnya, salat, saum atau sedekah, tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah swt.

Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat — bukan untuk kepentingan pribadi — bukan untuk kepentingan pribadi terhadap Allah swt, walau aktivitasnya seolah duniawi. Artinya, segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah swt, maka hal itu bukanlah urusan dunia.

Bagaimana ciri orang yang cinta dunia? Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya. Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati. Ada yang menjadi sombong, dengki, serakah atau capek memikirkan yang tak ada. Makin cinta pada dunia, makin serakah. Bahkan, bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang-panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya.

Ciri lainnya adalah takut kehilangan. Seperti orang yang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Oleh sebab itu, pencinta dunia itu tidak pernah merasa bahagia.

Rasulullah saw yang mulia, walau dunia lekat dan mudah baginya, tetapi semua itu tidak pernah sampai mencuri hatinya. Misalnya, saat pakaian dan kuda terbaiknya ada yang meminta, beliau memberikannya dengan ringan. Beliau juga pernah menyedekahkan kambing satu lembah. Inilah yang membuat beliau tak pernah terpikir untuk berbuat aniaya.

Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah swt semata. Kita tidak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, semakin tua, dan akhirnya mati. Kemudian terlahir manusia berikutnya, begitu seterusnya.

Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, ia tidak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki. Sebaliknya, ia akan selalu siap titipannya diambil oleh Pemiliknya, karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tidak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan popularitas tidak akan ada artinya jika tidak digunakan di jalan Allah. Hal yang berarti dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Oleh sebab itu, jangan pernah keberadaan atau tiadanya “dunia” ini meracuni hati kita. Jika memiliki harta dunia, jangan sampai sombong, dan jika tidak adanya pun, tidak perlu minder.

Kita harus meyakini bahwa siapa pun yang tidak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya. Mengapa? Sumber segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah swt mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia. Wallahu a’lam.

PEMENANG DAN PECUNDANG (dari blog Ust. Abuyahya)
PEMENANG berfokus untuk mencapai sukses.
PECUNDANG berfokus untuk menghindari kegagalan.

PEMENANG membantu orang lain mencapai sukses agar dirinya juga mencapai sukses.
PECUNDANG hanya bisa mengkritik orang lain agar dirinya merasa hebat dan kelihatan lebih baik.

PEMENANG mencari solusi dan bertindak memecahkan masalah.
PECUNDANG membicarakan masalah dan tidak berbuat apa-apa.

PEMENANG bertindak sesuai prioritas untuk mencapai targetnya.
PECUNDANG bertindak tanpa tujuan karena tidak mempunyai target.

PEMENANG menganggap kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
PECUNDANG menganggap kesuksesan adalah kegagalan yang tertunda.

PEMENANG menganggap kesulitan adalah tantangan dan berhasil menaklukannya.
PECUNDANG menganggap kesulitan adalah akhir dari segalanya dan alasan untuk menyerah.

PEMENANG menemukan solusi dari setiap masalah.
PECUNDANG menemukan masalah dari setiap solusi.

PEMENANG tidak berkeluh kesah bekerja keras mencapai sukses.
PECUNDANG selalu berkeluh kesah walaupun tidak berbuat apa-apa.

Share this:

Post a Comment

masukkan komentar anda side bro....

 
Copyright © Fathul dot Com. Designed by OddThemes